Cara Menangani Kualitas Air Yang Buruk Pada Budidaya Ikan Lele


Pengelolaan kualitas air yang baik merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam usaha budidaya ikan lele. Adakalanya pada pelaksanaan terkendala oleh kualitas air yang tidak mendukung, sehing usaha budidaya tidak maksimal. Kendati air yang bermasalah sebenarnya tidak memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan lele. Namun, air tersebut masih bisa digunakan dengan menyiasatinya terlebih dahulu agar kualias air menjadi baik dan stabil. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan penanganan kualitas air;

1. Air hujan (asam)

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya adalah mengatasi air hujan. Air hujan pada dasarnya tidak baik digunakan untuk budi daya lele, baik pembenihan ataupun pembesaran karena suhu, pH, dan oksigennya tidak stabil. Agar bisa digunakan, harus dinetralkar terlebih dahulu. Caranya dengan pengendapan dan diberi bahan yang mengandung alkali/basa tinggi seperti kapur pertanian dan soda kue.

Berikut cara penggunaannya.
  • Untuk volume air 10 m3, ambil 1 sendok makan soda kue.
  • Seduh dengan air dingin sebanyak” liter air, aduk hingga merata, lalu tebarkan ke dalam kolam yang berisi air hujan.
  • Endapkan selama 2 malam. Selanjutnya, air yang telah dikondisikan bisa digunakan untuk pemeliharaan.
Penetralan air bisa juga menggunakan kapur pertanian. Caranya sebagai berikut.
  • Siapkan 1 ember air, lalu tambah l/2 sendok teh/m3 air serbuk kapur gamping,
  • Aduk rata, lalu tebarkan ke kolam.
  • Endapkan selama 2-3 hari.
  • Pindahkan air bagian atas ke kolam lain, lalu endapkan lagi selama semalam agar suhu, pH, dan oksigen air stabil.
  • Air siap digunakan untuk budi daya (tidak cocok untuk pemijahan dan penetasan).
2. Air payau

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik selanjutnya adalah mengatasi air payau. Air payau biasanya terdapat pada tambak dekat laut. Walaupun pH-nya tinggi (basa), air ini masih bisa digunakan untuk budi daya lele. Namun, hasilnya tidak maksimal karena menyebabkan pertumbuhan lele terhambat. Agar kondisi airnya netral dan dapat digunakan secara optimal, kadar pH-nya harus diturunkan. Caranya dengan menambahkan zat asam seperti tawas, jeruk nipis, asam belimbing, atau cuka. Berikut penggunaannya.
  • Peras beberapa butir jeruk nipis/belimbing sayur/beberapa tetes cuka/tawas
  • Tambahkan air, aduk hingga merata, lalu tebarkan ke dalam kolam berisi air payau.
  • Endapkan selama 2-3 malam.
  • Untuk mengukur pH, gunakan kertas lakmus/pH meter.
  • Air siap digunakan untuk budi daya lele.
3. Air yang mengandung logam berat

Pembahasan Manajemen Air Pada Budidaya Lele Yang Baik berikutnya adalah air yang mengandung logam berat. Air yang mengandung logam berat/limbah B3 sebenarnya tidak layak digunakan untuk memelihara lele, terutama pembenihan. Bahayanya, telur tidak dapat menetas atau menetas, tetapi langsung mati. Pertumbuhan pun akan terhambat. Agar dapat digunakan, air harus diolah dahulu untuk mengikat dan menetralisir kandungan racun di dalamnya Memang, prosesnya agak sedikit repot Berikut caranya.
  • Siapkan kolam, isi dengan air sesuai dengan kebutuhan.
  • Tambahkan kotoran sapi atau kerbau sebanyak 2-3 karung untuk kolam berukuran 10-20 m3.
  • Biarkan selama 2’3 minggu.
  • Setelah 1 minggu, ambil air di bagian atas dengan pompa kecil (15 W). Pompanya digantung agar kotoran tidak tersedot. Jarak air 10 cm dari endapan.
  • Pindahkan air tersebut ke kolam yang telah disediakan.
  • Endapkan selama 2 malam, selanjutnya air bisa digunakan.
Cara lainnya :
  • Siapkan 1 ember air, tambahkan kapur : sebanyak l/2 sendok teh/m3 air, lalu aduk merata,
  • Tambahkan serbuk tawas sebanyak 1 sendok teh/m3 air, larutkan dalam air aduk merata.
  • Tebarkan semuanya ke dalam kolam pengendapan air hingga merata, biarkan selama 4-5 hari,
  • Pindahkan air bagian atas ke kolam lain (lO Cm dari dasar kolam).
  • Endapkan lagi selama semalam agar suhu, pm dan oksigen air stabil, Air siap digunakan untuk budi daya.
4. Air yang terlalu dingin

Air yang terlau dingin akibat iklim atau pengendapan yang telalu lama juga kurang baik digunakan untuk budi daya lele. Air yang terlalu dingin menyebabkan telur tidak mampu menetas dan ikan tidak bisa tumbuh dengan baik. Suhu dingin menyebabkan metabolisme terhambat. Agar bisa digunakan, air tersebut harus dihangatkan terlebih dahulu dengan pemanas air (water heater). Selain menggunakan zat penetral, peternak juga bisa melakukan budi daya lele indoor atau di dalam ruangan tertutup yang menggunakan lampu sebagai penghangat. Jadi, wadah yang digunakan bisa berupa akuarium atau kolam yang masing-masing diberi water heater.

PENAMPUNG AIR

Ada kalanya sumber air yang ada tidak selalu sesuai dengan keinginan. Misalnya air hujan atau air sumur. Kedua sumber air tersebut tidak bisa langsung digunakan untuk budi daya. Hal itu karena masih banyak kandungan unsur-unsur yang dapat merugikan pembudidaya. Misalnya air sumur yang biasanya mengandung unsur besi (Fe) dan air hujan yang pH-nya cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan tampungan air agar air bisa digunakan. Fungsi tampungan ini adalah mengendapkan air selama beberapa hari (biasanya 2-3 hari) agar air bisa digunakan dengan aman. Jadi, setelah diendapkan, diharapkan kondisi air bisa netral dan unsur-unsur yang tidak diinginkan tidak ikut terbawa ke dalam kolam pemeliharaan Kapasitas . Penampungan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kolam yang ada.

Post a Comment for "Cara Menangani Kualitas Air Yang Buruk Pada Budidaya Ikan Lele"





close