Tahapan Kegiatan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus goramy)

Ikan gurame merupakan ikan yang digemari oleh kalangan menengah ke atas untuk makanan sehari hari ataupun untuk menu makanan untuk menjamu tamu tamunya, ikan disukai semua orang karena daging ikannya yang buket/padet dan kenyal serta memiliki rasa yang gurih. Budidaya Ikan Gurame sebenarnya tidak sulit karena ikan gurame merupakan ikan air tawar yang mudah dipelihara di mana saja. Budidaya ikan ini memiliki potensi bisnis yang lumayan menggiurkan. Permintaan ikan gurame pada level restoran dan supermarket sangat tinggi dan stabil. Adapun tahapan budidaya ikan gurami umumnya di bagi menjadi kegiatan utama yaitu mulai dari persiapan, pembenihan dan tahap pembesaran. Berikut adalah ulasan singkat proses budidaya ikan gurami :


1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurami antara lain:

a. Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.

b. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.

c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

d. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.

e. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan

Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

2. Pembenihan

Pemilihan induk
Menurut Anang (2008), induk gurami yang optimal untuk dipijahkan berukuran antara 2,0-3,0 kg/ekor, sedangkan induk jantan berukuran sekitar 1,5-2,0 kg/ekor. Induk jantan dan betina yang telah mencapai ukuran tersebut dipelihara secara terpisah dalam kolam tembok dengan dasar tanah dengan kepadatan 2-5 ekor/m2. Ukuran kolam pemijahan yang efisien berkisar 25-50 m2 untuk memudahkan pemelihan induk matang gonad. Induk gurami jantan mempunyai ciri yaitu tonjolan dibagian kepala, sedangkan induk betina tidak mempunyai tonjolan dikepala atau ukuran tonjolannya lebih kecil.

Setelah pematangan gonad induk mencapai waktunya, pemilihan induk matang gonad di lakukan. Induk jantan matang kelamin dicirikan dengan warna alat genitalnya yang berwarna merah. sementara Induk betina ikan gurami yang matang gonad mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Perut gendut
  • Lubang genital berwarna merah

Pemijahan
Setelah kita mendapatkan dan memilih induk gurami yang unggul, induk-induk gurame yang telah lolos seleksi dimasukkan kedalam kolam dengan sangat hati-hati. Sebaiknya perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 1:1-14, dengan harapan satu induk jantan bisa mengawini dua induk betina dalam satu tarikan. Setelah berada didalam kolam induk jantan tidak akan langsung membuat sarang melainkan akan berenang-renang mengelilingi wilayah kolam kolam terlebih dahulu. Baru setelah 15 hari induk jantang akan mulai sibuk membuat sarang ditempat yang telah kita sediakan.

Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30cm, dan biasanya dilakukan dalam jangka waktu 1minggu. Setelah sarang dibuat maka induk jantan mulai merayu-rayu induk betina untuk bersama-sama memijah dalam sarang tersebut. Induk betina akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, dan dilanjutkan oleh induk jantan yang menyemprotkan spermanya kemudian terjadilah proses pembuahan didalam sarang yang terbuat dari ijuk ini. Berbeda dengan ikan mas yang pemijahannya hanya terjadi dalam waktu beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini berlangsung cukup lama. 

Selama proses pemijahan, induk jantan akan berjaga disekeliling sarang sampai proses pemijahan oleh induk betina selesai, kemudian bergantian dengan induk betina yang akan berjaga dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumput kering. Pada saat menjaga calon anaknya ini, induk betina akan mengipas-ngipaskan sirip terutama sirip ekornya ke arah sarang dan gerakan ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Kandungan oksigen yang cukup ini akan sangat dibutuhkan oleh telur-telur dalam prosenya menjadi benih ikan. Sementara induk betina menjaga sarang telurnya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina lainnya untuk melanjutkan keturunannya.

Pemeliharaan Larva
Penetasan telur terjadi antara 2-3 hari setelah pemijahan. Selama berumur 3-5 hari, larva masih belum membutuhkan pakan tambahan karena masih mempunyai kandungan kuning telur. Jika kuning telur larva sudah habis, larva harus segera diberi pakan alami. Setelah 10 hari pemeliharaan, berikan pakan tambahan berupa pelet yang sudah dihaluskan atau tepung secukupnya untuk benih sampai siap panen. Setelah 15 hari pemeliharaan, benih dipanen untuk segera dipelihara pada tahap pendederan.

Pendederan
Pendederan gurami dilakukan setelah perawatan benih. Benih tersebut dibesarkan dikolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Pendederan dilakukan dengen cara benih ditebar dengan kepadatan 30 ekor/m2 pada kolam pendederan. Pakan selama pendederan berupa rayap atau daun-daunan yang telah dilumutkan. Lama pendederan 1-3 bulan. Setelah itu, benih ditangkap untuk dijual sebagai bibit, atau dibesarkan sendiri di kolam pembesaran.

3. Pembesaran

a. Pemberian Pakan
Ikan gurami diberi pakan buatan berupa pellet berkadar protein 24% sebanyak 2-3% berat biomasa dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam sehari. Selain itu, berikan juga pakan hijauan berupa daun sente (semacam talas). Paling tidak, daun sente yang diberikan sebanyak 10 kg basah setiap harinya. Setelah 3,5-4 bulan masa pemeliharaan, hasil panen yang akan diperoleh /100 m2 luas kolam sebanyak 200-250 kg.

b. Panen dan pemasaran
Menurut Anang (2008), skala usaha yang menguntungkan untuk pembesaran yaitu menebar benih ukuran 4-5 ekor/kg. Dengan lama pemeliharaan selama 3,5-4 bulan, pembudidaya dapat memanen ikan gurami konsumsi dengan ukuran 1-2 ekor/kg.

Pemasaran ikan gurami juga sangat luas baik dari petani pembenih ikan hingga petani yang membesarkan ikan gurami. Petani pembenih dapat menjual bibit gurami dari ukuran telur, kuku, hingga jari. Petani pembenih mempunyai prospek keuntungan paling besar karena dalam usahanya tidak membutuhkan pakan pelet. Petani pembenih dapat menangguk untung 60-70 %, sedangkan untuk petani pembesaran dapat memperoleh keuntungan 30-40 %. Dalam pemasaran ikan gurami sangat terbuka luas, pemasaran dapat dijual ke restoran, pasar atau tengkulak. Namun untuk pemasaran melalui tengkulak tentu saja harganya agak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan memasarkan sendiri kepasar.




Referensi :
http://carabrink.blogspot.com/2015/04/cara-pembenihan-ikan-gurame.html
http://budidayaklik.blogspot.com/2015/06/teknik-budidaya-ikan-gurame-lengkap.html
https://www.pertanianku.com/inilah-langkah-langkah-budidaya-ikan-gurame/
https://konsumenikan.wordpress.com/budidaya-perikanan/budidaya-ikan-gurame/

Post a Comment for "Tahapan Kegiatan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus goramy)"





close